Artikel Terbaru Ikuti terus halaman ini untuk mengetahui info absurd terbaru

[SPECIAL REVIEW] Akhir Era Tiki-Taka ?

Minggu, 30 Juni 2013

Datang dengan status Juara Dunia dan Juara Bertahan Eropa membuat Spanyol sangat diunggulkan dalam pertandingan pamungkas Final Piala Konfederasi 2013 melawan Sang Empunya Rumah, Brazil.



Terlebih setelah mengalahkan Juara Dunia 2006, Italia, di semifinal membuat ambisi dan kepercayaan diri pasukan La Furia Roja meningkat drastis. Diatas kertas, tiki-taka Spanyol terbukti mampu merajai seluruh kompetisi akbar dunia dalam lima tahun terakhir ini.

Namun samba style tetaplah akar dari seluruh keindahan sepakbola. Dan Brazil membuktikan bahwa Era Samba belum habis.

Sang Raja Samba, Brazil melumat habis tiki-taka Spanyol dengan tiga gol tanpa balas di final Piala Konfederasi 2013. Bermain 10 orang, ambisi La Furia Roja untuk meraih gelar perdana di turnamen ini pun musnah, sedangkan Selecao sukses menjadi juara tiga edisi berturut-turut dan menjaga tradisi mereka.

Maracana masih berpihak terhadap Sang Raja Samba. Saksi bisu atas pengukuhan tim besutan Luiz Felipe Scolari menjadi penguasa Piala Konfederasi 2013 melalui dua gol Fred, dan satu gol dari pemain anyar Barcelona, Neymar. Neymar sendiri membuktikan kapasitasnya sebagai bintang baru sepakbola dalam era baru ini.

Kedigdayaan Brazil dimulai dua menit setelah kick off melalui sebuah gol dari Fred.

Spanyol, yang dimotori Xavi dan Iniesta serta mengandalkan Pedro, Juan Mata dan Fernando Torres sebagai trisula di lini depan, berusaha membalas. Namun, mereka kesulitan membongkar pertahanan Brasil yang digalang Thiago Silva, David Luiz, dan kawalan Julio Cesar di bawah mistar.

Tendangan jarak jauh Iniesta sempat memberi harapan, tapi Brasil, dengan ujung tombak Fred yang disokong Hulk, Oscar dan Neymar serta didukung penuh publik Maracana, lebih sering menekan. Setelah peluang emas Pedro pada menit 39 dihalau Luiz di garis gawang, Spanyol bahkan mendapatkan pukulan kedua.

Di menit 44, memanfaatkan sodoran Oscar, Neymar melepas tendangan keras kaki kiri dari dalam area yang tak bisa dihentikan bahkan oleh Casillas. Brasil memimpin 2-0 hingga jeda.

Memasuki babak kedua, Del Bosque menarik Alvaro Arbeloa dan memasukkan Cesar Azpilicueta. Lalu, dua menit setelah restart, Spanyol kebobolan gol ketiga. Fred mencetak gol keduanya dan membawa Brasil memimpin 3-0 atas tim peringkat satu dunia tersebut.

Del Bosque kemudian mengganti Mata dengan Jesus Navas. Hasilnya lumayan instan. Pada menit 55, hanya tiga menit sejak masuk lapangan, Navas membuat Spanyol mendapat hadiah penalti. Namun, tembakan Ramos yang bertindak sebagai algojo masih menyamping di gawang Cesar.

David Villa lalu dimasukkan oleh del Bosque untuk mengisi tempat Torres. Namun, lagi-lagi Spanyol mendapat sial. Beberapa menit berselang, tepatnya di menit 68, La Furia Roja harus bermain dengan 10 orang setelah Pique menerima kartu merah langsung akibat professional foul yang dia lakukan terhadap rekan barunya di Barcelona, Neymar.

Kalah jumlah pemain, hampir mustahil bagi Spanyol untuk bangkit dan mengejar. Scolari pun mengganti Hulk, Fred dan Paulinho dengan Jadson, Jo, serta Hernanes untuk memaksimalkan advantage tersebut.

Brasil kembali melancarkan gelombang serangan ke jantung pertahanan Spanyol, sedangkan La Furia Roja sesekali mencoba mencuri kesempatan. Akan tetapi, hingga wasit Bjorn Kuipers asal Belanda meniup peluit panjang, tidak ada gol lagi yang tercipta.

Scolari sukses memberi Brasil gelar pertama sejak Piala Konfederasi 2009, dan Selecao pun berpesta di Maracana.

Berikutnya, panggung termegah sudah menunggu tahun depan, yaitu Piala Dunia 2014, yang juga akan digelar di Tanah Samba.
Susunan pemain Brasil (4-2-3-1): Julio Cesar; Dani Alves, Thiago Silva, David Luiz, Marcelo; Luiz Gustavo, Paulinho (Hernanes 88'); Oscar, Hulk (Jadson 73'), Neymar; Fred (Jo 80').

Susunan pemain Spanyol (4-3-3): Casillas; Arbeloa (kuning 15') (Azpilicueta 45'), Ramos (kuning 15'), Pique (merah 68'), Alba; Busquets, Xavi, Iniesta; Pedro, Mata (Navas 52'), Torres (Villa 59').

Statistik Brasil - Spanyol (via WhoScored)
Shots: 14 - 17
Shots on goal: 7 - 5
Penguasaan bola: 44% - 56%
Pelanggaran: 27 - 16
Corner: 1 - 8
Offside: 2 - 0
Kartu kuning: 0 - 2
Kartu merah: 0 - 1. (bola/gia)
 

[SPECIAL] ROAD TO FINAL : BRAZIL

Beban generasi muda Brazil pada turnamen ini jauh lebih besar dibanding tim besar lainnya.

Berkaca pada masa lalu dimana Brazil telah banyak makan asam garam pada turnamen sejenis. Namun kali ini beban mereka otomatis bertambah berat tatkala didaulat menjadi tuan rumah turnamen ini.



Hasil undian grup membawa Brasil tergabung dalam Grup A. Bersama runner-up Piala Eropa, Italia, juara Piala Emas, Meksiko, serta kampiun Piala Asia, Jepang, Tim Samba harus berjuang keras demi merebut satu dari dua tiket menuju ke semifinal. Ujian pertama datang dari tim terbaik Asia, Sang Samurai Biru.

Mudah diatas kertas, namun data di lapangan berkata sebaliknya. Brazil hanya menang dua kali dalam sembilan pertandingan terakhir.Ditambah beban utama bahwa mereka wajib menghidangkan sajian indah di hadapan publik sendiri.

Semua analisa dimentahkan mereka. Baru tiga menit partai pembuka Piala Konfederasi ini berlangsung, bintang anyar Barcelona, Neymar, langsung memukau para hadirin di stadion maupun di rumah lewat sepakan voli dari luar kotak penalti. Di babak kedua, Paulinho menambah keunggulan Brasil sebelum Jo melengkapi dengan sebuah torehan di penghujung laga.


Jadwal berikutnya mempertemukan Neymar dkk. dengan Meksiko. Si artis youtube ini kembali mencuri perhatian ketika pertandingan belum genap berjalan selama sepuluh menit.

Pada menit ke-9, tendangan volinya kembali menghiasi perjalanan Brasil sebelum memberi assist kepada Jo jelang berakhirnya pertandingan untuk menyegel kemenangan 2-0. Bagi Neymar, gol tersebut menjadi gol ke-22 dari 25 laga bersama tim nasional. Di usia 21 tahun, ia sudah menyamai total ceplosan dua legenda: Jair dan Socrates.


Hadangan paling berat di Grup A lantas menghampiri di jadwal terakhir. Ya, Italia. Prestise partai ini sama sekali tak berubah walau kedua tim sudah dipastikan sama-sama melaju ke babak empat besar. Terbukti, pertandingan berjalan dengan sangat seru dan dilengkapi momen kontroversial. Gol tunggal Dante Bonfim di akhir babak pertama ternyata menjadi awal drama seru hingga duel selesai.

Emanuele Giaccherini langsung membawa Squadra Azzurra menyamakan kedudukan pada menit ke-51. Namun empat menit kemudian, lagi-lagi, Neymar kembali beraksi. Gianluigi Buffon dibuat tak berdaya lewat eksekusi tendangan bebas. Fred kemudian membuat Italia kian tertinggal 23 menit sebelum waktu normal usai.
Wasit asal Uzbekistan, Ravshan Irmatov, kemudian membuat Gli Azzurri sukses memperkecil ketertinggalan. Saat Mario Balotelli dijatuhkan oleh Marcelo di kotak penalti, Irmatov sudah meniup peluit tanda pelanggaran. Namun ia membiarkan Giorgio Chiellini mencetak gol dan mengesahkannya. Beruntung Fred memastikan posisi puncak menjadi milik Brasil berkat gol keduanya pada menit ke-88.


Di babak semifinal, Brasil bertemu salah satu rival abadinya, Uruguay. Komentar-komentar pedas pun kental terasa sebelum pertandingan berlangsung. Di saat Julio Cesar menyebut sejarah persaingan antara kedua negara lebih panas dari Brasil-Argentina, Diego Lugano justru menuduh Neymar sebagai tukang diving yang mencoba membodohi pengadil lapangan hijau.

Ketika kedua kubu adu kuat di Estadio Mineirao, kapten La Celeste tersebut nyaris memberi keunggulan bagi timnya. Wasit menunjuk titik putih setelah Lugano dijatuhkan oleh David Luiz di kotak penalti. Sayang, Diego Forlan gagal menjalankan tugas dengan baik.  Pada akhirnya, Brasil-lah yang unggul lebih dulu berkat upaya Fred di menit ke-42.

Usai jeda babak pertama, lini belakang Brasil melakukan kesalahan fatal. Sang kapten, Thiago Silva, mengumpan bola kepada Edinson Cavani di area penalti sendiri. Tanpa ragu, bomber Napoli tersebut membungkam para pendukung Canarinho dengan golnya. Namun Brasil tetap melaju ke final setelah umpan Neymar mampu disundul Paulinho untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 2-1.

[SPECIAL] ROAD TO FINAL : SPANYOL

Sebelum menyaksikan partai final, bung berikan info data hasil perjuangan dari La Furia Roja hingga bisa menembus fase final turnamen kali ini seperti dilansir supersoccer.

Masuk ke Grup B dengan status peraih gelar juara piala dunia dan piala eropa yang juga berisikan Uruguay sebagai juara Copa America, Nigeria selaku kampiun African Cup of Nations, dan Tahiti yang menjadi tim terbaik OFC. Serta dibebani dan dibayangi kutukan Juara Piala Eropa sebelum Piala Dunia akan sulit meraih kemenangan di laga perdana menghampiri Spanyol.


Di laga perdana, Spanyol langsung berhadapan dengan Uruguay yang langsung bermain ketat dan membuat skor berakhir sangat tipis. Namun Spanyol berhasil menyarangkan dua bola ke gawang Uruguay. Satu gol Uruguay pun atas sukses Luis Suárez dalam memanfaatkan bola mati.


Ketika laga kedua, rotasi pemain dilakukan oleh Vicente del Bosque. Kapten Iker Casillas tak bertugas di posnya, digantikan oleh Pepe Reina. César Azpilicueta menggantikan Álvaro Arbeloa, Raúl Albiol mengisi posisi Gerard Piqué, dan Nacho Monreal memainkan peran Jordi Alba. Di lini tengah, trio Sergio Busquets, Xavi, dan Andrés Iniesta digantikan oleh Santi Cazorla, Javi Martínez, dan David Silva. Trio penyerang Pedro Rodríguez, Cesc Fàbregas, dan Roberto Soldado tak terlihat di starting line up dan digantikan oleh Juan Mata, Fernando Torres, dan David Villa. Hanya Sergio Ramos saja yang tak digantikan posisinya.


Namun meskipun tampil dengan tim lapis kedua, kemenangan telak melawan Tahiti tetap mampu dicatatkan oleh La Furia Roja. Satu gol diciptakan oleh Juan Mata, dua oleh Silva, tiga oleh Villa, dan empat oleh Torres. Dengan bekal dua kemenangan, posisi Spanyol telah aman.

Namun mereka tak bermain-main. Di pertandingan ketiga, tim yang mengalahkan Uruguay kembali diturunkan. Satu-satunya pemain yang tak ambil bagian adalah Iker Casillas yag untuk kali ini posisinya digantikan oleh Víctor Valdés. Hasilnya, menit ketiga Spanyol sudah unggul lewat Jordi Alba. Fernando Torres menyusul satu jam berselang, dan perlawanan Nigeria yang sangat membutuhkan kemenangan untuk dapat lolos ke semifinal dengan status runner up diakhiri oleh gol kedua Alba di menit ke-88. Italia menanti Spanyol di semifinal.


Di sinilah pertandingan terakbar Spanyol di Piala Konfederasi tahun ini tersaji. Melawan Italia yang secara mengejutkan mampu meredam permainan Spanyol, 90 menit belumlah cukup bagi Spanyol untuk mengirim diri mereka menemui Brasil di Maracana. Peluang bukannya tak diciptakan oleh Spanyol yang dinilai bermain membosankan, namun Gianluigi Buffon memang terlalu tangguh untuk mereka taklukkan.

Begitupun adanya dengan 30 menit babak tambahan. Spanyol yang bermain agresif semakin gencar menggempur gawang Italia, namun tetap belum mampu mencetak satu gol pun. Adu penalti mau tak mau dilakukan untuk mencari pemenang dari pertandingan gila ini.

Xavi, Iniesta, Piqué, Ramos, dan Mata sukses melaksanakan tugas mereka dengan baik, membuat keberhasilan yang dicatatkan oleh Antonio Candreva, Alberto Aquilani, Danielle De Rossi, Sebastian Giovinco, dan Andrea Pirlo tak ada artinya. Begitupun dengan Busquets yang menjawab kontan keberhasilan Riccardo Montolivo. Saat Leonardo Bonucci melepaskan tendangan yang melesat di atas mistar gawang Casillas, disanalah Jesus Navas hadir sebagai pahlawan kemenangan Spanyol.

Kalah Segalanya, Tahiti Menangkan Hati Dunia

Kamis, 20 Juni 2013

Pelatih Tim Nasional Tahiti, Eddy Etaeta, yakin timnya akan meninggalkan Piala Konfederasi dengan rasa bangga.

Kemenangan besar Spanyol atas Tahiti dengan skor mencolok yakni 10-0 pada lanjutan pertandingan fase grup, Kamis (20/6) lantas menempatkan La Furia Roja di puncak klasemen Grup B, unggul tiga poin dari Nigeria dan Uruguay.
 
Tahiti, yang duduk di peringkat 137 dunia, dihancurkan oleh pasukan Vicente del Bossque, di mana Fernando Torres mencetak empat gol, Tiga gol dicetak oleh David Villa , David Silva dua gol, dan Juan Mata sukses menjaringkan satu gol.

Namun Spanyol mendapat banyak pelajaran berharga dari pertandingan tersebut.


Pelatih Tim Nasional Tahiti, Eddy Etaeta yakin timnya telah mencapai apa yang menjadi tujuan mereka, yakni memenangkan hati masyarakat Brasil. “Cukup sulit ketika Anda kalah dengan skor 10-0 tapi pemain saya mencoba untuk benar-benar bermain sepak bola. Mereka melakukan yang terbaik untuk tampil sebaik mungkin. Tetapi pada poin tertentu lebih baik Anda harus mempertahankan tujuan Anda,” ucapnya seperti dilansir supersoccer.

“Kami mendapat dukungan luar biasa dari seluruh masyarakat Maracana. Ini sangat sangat penting bagi kami. Kami ingin mendapatkan hati masyarakat Brasil dan saya pikir kami telah melakukannya. “Kami kalah dengan skor 10-0 tapi kami memenangkan hati masyarakat di Brasil. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Brasil.”


Di sisi lain stiker timnas Spanyol yang membukukan empat gol di pertandingan ini, Fernando Torres, merasa Spanyol harus mencontoh apa yang dilakukan Tahiti. “Apa yang kami dapatkan dari permainan ini adalah sebuah contoh dari tim Tahiti. Mereka bermain dengan semangat 100% dan menjaga fair play hingga akhir,” ungkap Torres seperti dilansir Reuters. “Mereka mencoba untuk bermain dengan benar, mereka mencoba untuk menikmati diri sendiri.”

“Mereka tidak mencoba untuk menghentikan permainan atau menendang pemain (lawan). Mereka menikmati sepakbola mereka dan itu adalah hal besar yang bisa kita ambil dari pertandingan hari ini. Kami berfoto dengan pemain mereka usai pertandingan. Mereka orang-orang yang bahagia. Aku benar-benar senang melihat mereka tersenyum dan menikmati diri sendiri sampai menit akhir.”

Tahiti sendiri akan menghadapi Uruguay pada pertandingan terakhir mereka di Grup B Piala Konfederasi 2013.



Piala Konfederasi : Spanyol 10 - 0 Tahiti

Empat gol Torres bawa Spanyol lumat Tahiti di Stadion Maracana (21/6).



Laga Spanyol melawan Tahiti memang jadi malam yang spesial untuk Fernando Torres. Tak cuma empat gol yang bisa dicetaknya, tapi juga karena sejumlah rekor yang baru saja dicatat oleh El Nino.
Torehan empat gol (termasuk hat-trick) ini membuat Torres jadi pemain non Brasil pertama yang mampu melakukannya di stadion bersejarah bernama Maracana. Terakhir pemain yang bisa melakukannya adalan anggota timnas Brasil, Ademir, pada 9 Juli 1950 saat digelar Piala Dunia.
Tak hanya itu Torres juga jadi pemain pertama yang mampu mencetak dua hat-trick di Piala Konfederasi. Kali pertama penyerang Chelsea itu meraihnya empat tahun saat Spanyol menang 6-0 atas Selandia Baru.

Torres pun jadi pemain Spanyol pertama yang mampu tiga kali membuat trigol. Dua pertama adalah di Piala Konfederasi 2009 dan kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan San Marino.
 
Unggul secara teknik, membuat pemain Spanyol terlihat santai menjalani pertandingan. Tidak butuh waktu lama bagi Spanyol membuka keunggulan. Saat laga baru berjalan lima menit, Spanyol sudah unggul melalui gol Torres.

Spanyol selanjutnya sukses menggandakan keunggulan lewat gol David Silva di menit 31. Dua menit berselang, Torres mencetak gol keduanya di laga ini sekaligus membawa Spanyol unggul 3-0 saat laga memasuki menit 33.

Tahiti benar-benar tidak berkutik menghadapi permainan atraktif Spanyol. Di menit 39, David Villa sukses menjebol gawang Tahiti dan membawa Spanyol memperlebar keunggulan menjadi 4-0.

Unggul 4-0 tidak membuat Spanyol bermain setengah hari di paruh kedua pertandingan. Terbukti di 45 menit kedua, skuad besutan Vicente del Boaqoue sukses menambah 6 gol dan menjadikan Spanyol meraih kemenangan 10-0.

Enam gol tambahan Spanyol di babak kedua dicetak oleh Villa (49', 64'), Torres (57', 78'), Juan Mata (66'), Silva (89'). Spanyol berpeluang menang 11 gol jika penalti Torres tidak melambung di atas mistar gawang di menit 78.


S_T footyroom.com by footyroom Susunan Pemain:
Spanyol:
Pepe Reina, Ra l Albiol, C sar Azpilicueta, Sergio Ramos (Navas, 45'), Nacho Monreal, Javi Mart nez, Santi Cazorla (Iniesta, 76'), David Silva, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Fabregas, 69')

Tahiti: Mikael Roche, Teheivarii Ludivion, Nicolas Vallar, Edson Lemaire (Vero 76'), Ricky Aitamai, Jonathan Tehau (Alvin Tehau, 56'), Marama Vahirua, Henri Caroine, Heimano Bourebare (Tehau, 69'), Steevy Chong Hue, Alvin Tehau



Piala Konfederasi : Brasil 2 – 0 Meksiko

Berikut rangkuman hasil pertandingan seperti dilansir supersoccer :

Satu gol dan satu assist kembali jadi bukti Neymar kalau ia bukan sensasi YouTube semata
 
Petualangan pemenang Piala Emas CONCACAF 2011, Meksiko, tak bisa berlanjut lebih jauh lagi. Kekalahan 2-0 dari sang tuan rumah, Brasil, di Estadio Castelao, Rabu (19/6), menjadi penyebabnya. Laga ketiga di Grup A ini kembali menjadi ajang bagi The YouTube Boy, Neymar, untuk membuktikan diri kalau talentanya tak sebatas cuplikan video semata.

Sebelumnya, A Selecao sukses menaklukkan Jepang di duel pembuka. Rengkuhan tiga poin kala menghadapi Meksiko membuat mereka dipastikan lolos dari babak grup. Di sisi El Tri, segalanya berjalan kontras. Kekalahan dari Italia dan Brasil membuat mereka tak bisa melangkah lebih jauh.

Performa tim asuhan Luiz Felipe Scolari tidak terlalu gemilang pada partai ini. Namun Brasil masih terlalu brilian untuk Meksiko. Neymar punya kesempatan unjuk gigi di laga ini dan berhasil melakukannya. Satu gol dan satu assist di awal serta akhir pertandingan dari pemain anyar Barcelona tersebut menjadi faktor pembeda.



Berawal dari pergerakan Dani Alves di sisi kanan, bola lantas dilepaskan ke arah Fred. Namun bola tersebut berhasil dihalau dengan sundulan oleh lini pertahanan Meksiko. Sayang, bola liar justru mendatangi Neymar. Sepakan voli dari kaki kiri pemain berusia 21 tahun lantas melesat ke dalam gawang kawalan Jose Corona.
Peristiwa menyakitkan sempat terjadi pada David Luiz. Tendangan bebas Meksiko membuat bek Chelsea ini berniat membuang bola dengan sundulan. Tetapi kepalanya malah beradu dengan sang kapten, Thiago Silva. Darah dari hidung pria berusia 26 tahun cukup banyak hingga memaksanya mengganti keseluruhan seragam yang dikenakan.

Di penghujung babak kedua, Neymar kembali beraksi. Sentuhan magis mantan bintang Santos ini berhasil mengelabui dua pemain bertahan tim asuhan Jose de la Torre. Neymar lantas memberi umpan kepada Jo yang tak lagi terkawal untuk menyegel kemenangan Brasil dan satu tiket ke semifinal Piala Konfederasi 2013.

“Aku senang bisa bermain baik lagi. Tapi yang terpenting adalah tim ini menampilkan performa yang bagus. Kami terus berubah menjadi lebih baik setelah melalui laga demi laga. Hasil ini memberi kami rasa percaya diri untuk pertandingan berikutnya,” jelas Neymar usai pertandingan seperti dikutip Associated Press.


Brasil Ungkapkan Keinginan Berjumpa Spanyol

Rabu, 19 Juni 2013

Bek Brasil, David Luiz, mengungkapkan keinginan bahwa ia dan timnya ingin menjajal kekuatan Spanyol sekaligus dari Grup A Piala Konfederasi 2013.

"Saya pikir kami semua ingin bermain melawan Spanyol. Bagi saya khususnya, saya sangat senang untuk dapat bermain melawan mereka di sini,” ucap Luiz seperti dilansir Goal.com. “Spanyol adalah tim besar saat ini. Mereka matang dan memainkan sepakbola dengan sangat bagus. Mereka memiliki banyak individu yang hebat dan mereka dalah tim yang benar-benar hebat.”



Spanyol sendiri telah mengambil alih status Brasil sebagai 'penguasa dunia' sepakbola dalam beberapa tahun terakhir. Spanyol tak hanya mendominasi di turnamen antar negara, tapi juga di level klub.
Karena itulah, Spanyol masuk ke Piala Konfederasi 2013 sebagai salah satu tim yang diunggulkan dapat memenangi ajang empat tahunan ini.

"Timnas Spanyol adalam performa terbaik. Mereka bermain dengan kedewasaan, gaya dan brilian. Mereka punya banyak pemain hebat. Tim ini benar-benar fantastis

Pasukan Luiz Feliper Scolari ini akan menghadapi Meksiko pada Rabu (19/6) waktu setempat.
 
Support : Maskolis Template | Bung Kaoskaki News
Copyright © 2013. BUNG KAOSKAKI - All Rights Reserved